Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Novel Indriana "Egois"

Egois
Maukah ku ceritakan padamu dik ketika aku mananti-nanti kehadiranmu. ( sambil mengelus kepala dik Nor). Waktu itu aku berusia 15 tahun dik, Mak dan Bapak sangat sibuk dengan pekerjaan di kantornya. Aku selalu dirumah sendirian. Jika aku bosan aku hanya bermain dengan boneka ditaman belakang rumah. Aku sangat menginginkan seorang Adik. Dan Allah mengabulkan doa ku.

20 Januari Mak mengandung dirimu dik, tapi Mak tetap ingin bekerja. Mak kata, rugi jika pekerjaan Mak harus ditinggal dengan gaji yang sudah tetap. Bapak pun tidak melarang Mak untuk tetap bekerja. Setiap hari Mak dan Bapak pergi pagi pulang petang. Tidak ada rasa letih di wajah Mak dan Bapak untuk mencari nafkah. Waktu untuk aku hanya malam hari saja. Aku selalu kesepian dik, tidak sabar menunggu kehadiranmu dik, setiap hari selalu bermimpi kita bermain bersama.

Aku menghela nafas panjang.
Waktu usiamu masih 5 bulan dikandungan, Mak masuk rumah sakit karena kelelahan dik, aku masih sangat ingat  kejadian itu tepat hari senin dan aku pun masih berada disekolah. Bapak menjemputku dan langsung membawaku ke RS tempat Mak dirawat. Saat itu Bapak sedang ada meeting dan tidak bisa diundur. Aku sangat sedih, aku menemani Mak di RS. Dalam keadaan lemas, Mak pun masih sempat memikirkan urusan kantornya, memikirkan proposal yang akan Mak buat.

Seminggu aku menemani Mak di RS. Bapak hanya menemani Mak saat malam saja karena pagi harinya Bapak harus kembali bekerja. Setelah seminggu menjalani perawatan, Mak boleh pulang dan istirahat dirumah selama beberapa hari, Mak pun sudah kembali pulih. Mak memutuskan untuk bekerja lagi, aku sudah melarang, tapi Mak tetap memaksa untuk bekerja. Saat itu aku tidak tau lagi harus berkata apa pada Mak. Bapak pun tidak berkomentar.

Rasa bingung dan marah bercampur dalam hati. Sampai-sampai aku mengira bahwa Mak dan Bapak tidak menyayangimu dik ( sambil meneteskan air mata).
Dik taukah kamu, ketika sebulan lagi Mak akan melahirkan mu, aku sangat bahagai. Tapi Mak belum juga ambil cuty dik. Mak berkata akan ambil cuty  dua minggu akan melahirkan. Baiklah aku berpesan kepada Mak bahwa Mak akan menjagamu dengan baik dik, karena aku sangat menantikan dirmu dik.

Hari berlalu begitu lama dik, seminggu lagi Mak akan bersalin. Kemudian Mak pergi ke kantor untuk mengambil cuty dan insentif. Namun Mak pergi begitu lama, aku sangat khawatir. Tidak lama kemudian Mak menghubungi ku, ternyata Mak terjebak macet di Kota. Waktu itu Bapak sudah pulang lebih dulu dik, dan jam pun sudah menunjukan pukul 18:30 sudah maghrib.

Aku duduk diluar menunggu Mak pulang, dengan perasaan yang buruk, akibat teralu khawatir. Akhirnya Mak pulang setelah isya’ Mak sudah sampai rumah dengan mambawa barang-barang yang cukup bnyak. Ternyata Mak sambil belanja keperluanmu dik. Aku melihat baju-baju kecil dengan gambar yang lucu-lucu. Hatiku semakin bahagia, tidak sabar lagi menungu kehadiranmu dik.

7 September waktu itu. Tiba-tiba Mak ingin kerumah sakit, Karena Mak rasa ada yang aneh dengan kandungannya. Bapak pun mambwa Mak ke RS  aku pun ikut bersama mereka. Bagian yang sangat menyakitkan dalam hidup ku adalah ketika dokter memfonis bahwa kamu sudah pergi dik, aku benar-benar merasa kehilangan mu dik, tidak sampainya harapan ku untuk bermain dengan mudi dunia ini dik. Mak dan Bapak pun merasa menyesal atas keegoan mereka. Tidak bisa aku menahan air mata ketika kamu diantarkan ke tempat peristirahatan mu ini dik, aku hanya bisa menangis dan berdoa untuk mu malaikat kecilku. Tapi harus bagaimana lagi ini sudah menjadi garis takdirmu dik, garis takdir kitta. Tapi aku tetap bahagia, karena bisa bercerita denganmu, diatas pusaramu ini dik.

Aku menatap wajah bersinar malaikat kecilku.
Baiklah dik besok aku akan datang kembali untuk menemanimu, dan akan ada hal yang akan aku ceritakan padamu dik.

( sambil mencium kening dik Nor).
Keegoan meruntuhkan semuanya, dan keegoan pula dapat menimbulkan kekecewaan. Kini aku mulai menyadari kehidupan di balik sikap egois adalah kejahatan hati yang luar biasa.


Judul: Egois
Oleh: Isti Indriana safitri
Address: Atu Lintang, Merah Pupuk