"Shalihah" Novel Indriana
Shalihah
Kamu
tak butuh menggunakan berbagai perhiasan. Sebab sebanyak apa pun perhiasan yang
kamu pakai tak akan membuatmu menjadi benar-benar cantik. Karena perhiasan yang
sesungguhnya. Tinggal bagaimana kamu memelihara perhiasan tersebut. Menjadi
sebaik-baik perhiasan didunia atau seburuk-buruk wanita di dunia. Cukup dengan
mengahargai dirimu sendiri dengan menjaga Auratmu, tutur katamu, lemah
lembutnya dirimu, dan rasa malu yang menjadi kemuliaan dari dirimu.
Mendengar
kalimat itu.
Siapa
yang tidak mengenal Aisyah binti Abu Bakar, menjadi istri Dunia-Akhirat.
Istri
dunia akhirat itu dimaksudkan adalah Aisyah binti Abu Bakar. Wanita ini lahir
ke dunia dalam kondisi Islam. Ia mendapati
kedua orangtuanya telah beriman kepada Allah saat ia terlahir ke dunia.
Diterangkan dalam riwayat bahwa Aisyah memiliki kulit yang bersih, putih dan
parasnya cantik hingga mendapati julukan al-Humaira (yang memiliki pipi
kemerah-merahan). Aisyah ra. Juga dikenal dengan seseorang yang rajin puasa dan
ahli ibadah. Kecerdasan Aisyah pun tidak bisa diragukan lagi. Aisyah dikenal
sebagai wanita pemalu. Sudah selayaknyalah seorang perempuan mukmin memiliki
rasa malu kepada orang lain.
Tentang
Aisyah ra, istri Rasullullah yang sangat luar biasa, patut untuk kita teladani.
Yang selalu menjaga dirinya, menjaga kehormatan. Siapa yang tidak ingin menjadi
seperti Aisyah ra?. Tentunya kita semua sebagai perempuan ingin menjadi seperti
Aisyah, yang cerdas. Terkenal bukan karena fotonya, atau perhiasan yang
digunakannya. Tetapi karena sifat dan amal shalihnya.
Aku
melihat wanita-wanita disekitar ku, tidak ada satu wanita pun yang ingin
terlihat buruk dimata orang lain. Namun cara wanita ingin terlihat baik dimata
orang lain berbeda-beda. Ada yang melalui jalan yang disyariatkan oleh Agama,
ada pula yang mengambil jalan pintas yang penuh dosa. Bukankah, kita hidup
didunia ini bukan semata mencari Ridho dari semua manusia?. Salahkah jika
wanita yang sangat taat beribadah namun hanya untuk ujub, riya’ dan sombong?.
Pertanyaan-pertanyaan yang terus berputar dikepalaku. Aku bertanya kepada
seorang guru. Beliau tidak menjawab pertanyaanku. Namun beliau berkata “ hanya
ada satu, yang dapat menyingkap dan menjawab atas pertanyaanmu”.
Hatiku
kosong. Namun pikiranku terlalu penuh. Aku masih belum paham, apa yang
dikatakan oleh beliau. Semakin banyak aku berjalan, semakin banyak aku belajar,
dan semakin banyak hal-hal yang kulihat pula. Terutama wanita. Apakah hanya
halusinasiku saja, diakhir zaman seperti ini, aku melihat kaum wanita lebih
banyak dibandingkan dengan kaum laki-laki?. Aku menemukan pertanyaan baru.
Padahal pertanyaan yang sebelumnya belum terjawab.
Aku
duduk di halte, menunggu bus. Lagi-lagi kulihat wanita ikut duduk disebelahku,
dengan pakaian seperti artis K-POP yang tengah popular dimana-mana, aku tidak
berpikir lagi, sudah jelas wanita itu menggunakan jilbab, berarti sudah
jelaslah kalau wanita itu beragama Islam. Sekali-kali aku pernah mendengar dari
Guruku, tentang larangan bertasyabbuh ( menyerupai orang kafir). “ barang siapa yang menyerupai suatu kaum,
maka dia termasuk bagian dari mereka” ( HR. Ahmad 2:50 dan Abu Daud no. 4031).
Ketika
bus sampai, aku langsung masuk dan mengambil tempat duduk.
Seperti
Aisyah ra, kulihat wanita anggun, menundukan pandangan nya, wajahnya tertutup
dengan cadar, bahkan tak terlihat lagi bagian tubuhnya, kecuali matanya. Wanita
itu tepat duduk di depanku. Dari matanya terpancar aura keshalihan, dari
suaranya terpancar lidah yang sering menyebut ayat-ayat Allah. Kalaulah semua
wanita didunia, anggun dan shalihah seperti ini, pintu syurga terbuka lebar
menerima wanita shalihah.
Aku
pernah mendengar dari seorang yang sholeh. Bahwa wanita shalihah dapat
mengantarkan keluarganya ke Surga. Namun menjadi Shalihah butuh perjuangan,
proses serta ke istiqomahan yang teguh. Banyak sekali dari mereka yang telah
berhijrah. Namun, tidak sanggup menghadapi cobaan saat berhijrah.
Sepanjang
perjalanan aku berhenti untuk berpikir, aku mendengar wanita bercadar itu,
melantunkan Ayat-ayat Al-Qur’an, sangat menyentuh hati, hingga aku meneteskan
air mata. Wanita itu membaca surah Ar-Rahman beserta artinya. Aku terfokus pada
ayat ke 56, yang baru saja ia bacakan dengan artinya “ Di dalam surga itu ada bidadari-bidadari yang sopan menundukan
padangannya” ( Q.S ar-Rahman 56). Masya Allah, sudah jelaslah bahwa yang
akan menjadi bidadari-bidadari di surga kelak adalah wanita shalihah. Jika
semua wanita mengetahui prihal ini, maka mereka akan berlomba-lomba menjadi
wanita shalihah bukan?. Ya benar sekali.
Wanita
itu melanjutkan lantunan Ayat-ayat suci Surah al-Waqi’ah. Perjalanan cukup
jauh. Dari sekian banyak wanita dalam bus ini, mereka meluahkan rasa bosan
diperjalanan dengan bermain gawaynya. Aku tidak terlalu memperhatikan, aku
mendengarkan lantunan indah wanita bercadar didepanku. Masih sama, ia membaca
surah kemudian menerjemahkannya. Lagi-lagi aku mendengar dan hatikku tersentuh
pada ayat ke 22-23 yang artinya “ Dan (di
dalam surga itu) terdapat bidadari-bidadari yang bermata jeli, laksana mutiara
yang tersimpan baik”. (Q.S al-Waqi’ah).
Bus
pun berhenti, kami semua turun.
Hatiku
sangat tenang, aku melihat wanita bercadar itu bertemu dengan keluarganya
sangat ramah, dan harmonis kemudian mereka pergi bersama. Wanita Shalihah dapat
membuat keluarga menjadi harmonis, tenang dan selalu teratur. Pendapat
orang-orang sholeh. Meski aku belum merasakan, namun ini terjadi di depan
mataku, dengan sangat sempurna kronologinya.
Terdengar
suara adzan asyar, aku pun langsung pergi ke masjid dan melaksankan shalat
berjamaah disana. Alhamdulilah kulihat shaf perempuan terpenuhi oleh
wanita-wanita shalihah. Calon bidadari surga kelak. Aamiin Allahumma Aamiin.
Setelah melaksanakan shalat, ada yang langsung bergegas pergi, ada juga yang
tetap berdiam dimasjid sambil berdo’a dan berdzikir. Kulihat ada seorang wanita
duduk di shaf paling depan, nampaknya baru selesai berdzikir. Aku sedih bukan
karena tersentuh oleh kebaikannya, namun aku melihat dia ujub terhadap diri sendri,
sombong akan dzikir yang telah ia kerjakan. Subhanallah. Aku jadi teringat,
guruku pernah berkata “ Allah lebih
mencintai taubatnya orang pendosa, dari pada dzikirnya orang yang sombong”.
Aku
berpikir sejenak, mengumpulkan pelajaran yang aku ambil hari ini, mengumpulkan
segala hal yang kulihat hari ini. Tentang apa yang ada dibenak ku, seputar
Shalihah. Ya wanita Shalihah, bukan hanya yang rajin ibadah saja, bukan hanya
yang menutup aurat dengan sempurna saja. Namun ia yang selalu taat kepada Allah,
ketaatanya melebihi kepada apa pun dan siapa pun, melaksanakan apa yang telah
menjadi syariat, meninggalkan apa yang manjadi larangan. Bukan pula wanita yang
senang ujub, riya’ dan menggungjing saudaranya sendiri. Wanita yang mampu
manjaga kehormatan, kesucian serta pandangannya. Memiliki sifat pemalu dan
lemah lembut, tidak berkata kasar kepada siapa pun. Berbakti kepada
orangtuanya. Kalaulah wanita itu sudah menikah, maka dia akan berbakti dan taat
kepada suaminya. Kalaulah wanita tersebut sudah memiliki anak, maka dia akan
menjadi ibu yang baik, ibu yang mampu mendidik anak-anaknya untuk lebih
mengenal dan dekat kepada Rabbnya.
Semua
pertanyaanku telah terungkap dan terjawab oleh Al-Qur’an dan Al-hadist. Lalu
kenapa masih diragukan lagi. Lalu mengapa masih banyak wanita yang jauh dari
kata Shalihah. Jika di dunia ini semua wanita langsung mendapatkan balasan yang
manis dan luar biasa atas Shalihah nya diri, maka semua wanita akan menjadi
Shalihah. Namun kita semua tau, bahwa dunia ini adalah tempatnya untuk diuji
dan terus diuji, bahkan ketika kita telah istiqomah sekali pun, ujian tidak
akan pernah berhenti.
Allah
sendiri yang menjanjikan kepada hambanya. Janji Allah tidak pernah dusta.
Bahkan Lauh Mahfuz sekali pun telah Allah tuliskan dalam Al-qur’an, agar kita
semua tau. Bahwa Al-qur’an telah menyingkap semua pertanyaan-pertanyaan yang
ada di dunia ini. Tidak hanya masa lalu, atau zaman rasulullah SAW saja. Namun
masa depan pun telah tertulis dalam Al-qur’an, seperti peristiwa kiamat kelak
dalam surah Az-Zalzalah, bagaimana bumi digoncangkan dengan goncangan yang amat
dahsyat . Masya Allah.
Allah
telah memuliakan para wanita. Namun mereka lupa betapa berharga dirinya. Wanita
ingin menjadi seburuk-buruk fitnah, atau sebaik-baik perhiasan, itu semua tergantung
pada keshalihan wanita tersebut. Seperti yang kita ketahui “ dunia adalah perhiasan, dan sebaik-baik perhiasannya adalah wanita
shalihah” (HR Muslim). Aku banyak belajar dari apa yang terlihat biasa
saja, dan sudah menjadi hal biasa dikalangan masyarakat. Aku juga harus banyak
mencari ilmu, belajar lagi kepada orang yang sholeh, karena pendapat tanpa ilmu
sama saja aku berargumen tanpa landasan.
Benarlah
untuk menjadi wanita Shalihah, harus menuntut ilmu, harus mencintai ilmu dan
harus memiliki banyak ilmu. Pertanyaan tersebut sudah dijelaskan pula dalam
Al-Qur’an, sebagai kewajiban menuntut ilmu. Tidak hanya diperuntukan kepada
wanita saja, tapi semua umat muslim.
Lantas
siapa yang tidak mengenal Fatimah az-Zahra, seorang putri Rasullullah. Putri
yang sederhana. Namun dikenal dengan kemurah hatiannya. Seperti Khadijah istri
Rasullullah , dikenal dengan kesuciannya. Masya Allah Wanita mana yang tidak ingin seperti mereka. Aku
dan semua wanita muslim, ingin seperi mereka. Meski tidak sepenuhnya, berusaha
agar hari ini lebih baik dari kemarin. Dan besok lebih baik dari hari ini.
Untuk menjadi wanita Shalihah yang dirindukan surga Allah.
Judul: Shalihah
Oleh: Isti Indriana safitri
Address: Atu Lintang, Merah Pupuk