Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Ini Tips Melamar Wanita Dari Imam Ahmad

Tips Sebelum melamar Calon istri
Melamar berasal dari kata dasar lamar. Melamar adalah sebuah homonim karena arti-artinya memiliki ejaan dan pelafalan yang sama tetapi maknanya berbeda.

Melamar memiliki arti dalam kelas verba atau kata kerja sehingga melamar dapat menyatakan suatu tindakan, keberadaan, pengalaman, atau pengertian dinamis lainnya.

Melamar memiliki 3 arti, namun yang akan kita bahas kali ini adalah; Melamar atau meminta wanita untuk dijadikan istri (bagi diri sendiri atau orang lain).

Anda ingin melamar wanita?

Ada baiknya anda simak sebentar nasehat emas dari Imam Ahmad -rahimahullah- berikut ini, baca dengan fokus dan teliti agar tidak bingung dan gagal faham.

قَالَ الْإِمَامُ أَحْمَدُ -رَحِمَهُ اللَّهُ-:

Berkata al-Imam Ahmad - Rahimahullah:

إذَا خَطَبَ رَجُلٌ امْرَأَةً سَأَلَ عَنْ جَمَالِهَا أَوَّلًا، فَإِنْ حُمِدَ،
سَأَلَ عَنْ دِينِهَا. فَإِنْ حُمِدَ: تَزَوَّجَ،
وَإِنْ لَمْ يُحْمَدْ : يَكُونُ رَدُّهُ لِأَجْلِ الدِّينِ.

Apabila seorang lelaki melamar seorang wanita, maka hendaknya yang pertama kali dia tanyakan adalah tentang kecantikannya terlebih dahulu.."

Apabila wajahnya cantik (sesuai selera dan kriteria yang dia inginkan) maka hendaknya ia menanyakan tentang agamanya, apabila agamanya bagus (sholihah), maka hendaknya dia menikahinya.

Namun apabila agamanya tidak baik, maka dia menolaknya karena agamanya yang tidak baik (bukan sekedar karena kecantikannya).

Lalu beliau - rahimahullah - melanjutkan:

وَلَا يَسْأَلُ أَوَّلًا عَنْ الدِّينِ، فَإِنْ حُمِدَ سَأَلَ عَنْ الْجَمَالِ.
فَإِنْ لَمْ يُحْمَدْ رَدَّهَا، فَيَكُونُ رَدُّهُ لِلْجَمَالِ لَا لِلدِّينِ”.
(الإنصاف – (ج 12 / ص 206))

•Janganlah yang dia tanyakan pertama kali adalah tentang agama wanita tersebut, ketika agamanya baik lalu bertanya tentang kecantikannya, dan saat tau wanita tersebut tidak cantik, maka ia menolak wanita tersebut, tapi menolaknya karena wanita tersebut tidak cantik, bukan karena agamanya yang tidak baik (padahal wanita tersebut agamanya baik).

Referensi : Al-Inshōf hal. 206 karya al-Imam al-Mardawi al-Hanbali

Diterjemahkan secara bebas dan sebisanya oleh : Berlian Az-Ziyan

Note : Kecantikan seorang wanita itu relatif, terkadang terjadi ikhtilaf (perbedaan pendapat) menurut si A cantik, tapi si B biasa saja, begitu juga sebaliknya. Namun kadang juga muttafaqun 'alaihaa 'inda rijaal (disepakati kecantikannya menurut para lelaki).