Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Rawat Aku Dan Akan Aku Rawat Hingga Anak Cucu Mu

Oleh: Eko Francisco Simatupang

Hari-hari ini kita manusia berduka dengan adanya virus yang mengancam keberlangsungan hidup manusia. kita takut, Kita ingin ini cepat berakhir dan Ingin duka ini selesai secepat mungkin. Tapi, pernakah kita bepikir.

Bumi sekarang sedang tersenyum,  seperti terlahir kembali. Tidak ada kebisingan, tidak ada polusi. bukankah itu baik? (tanyaku dalam hati). Dan berpikir, apa yang baik untuk bumi pasti baik untuk kita dan sebaliknya apa yang baik untuk kita belum tentu baik untuk bumi.

“beranak cuculah dan bertambah banyak; penuhilah bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas segala binatang yang merayap di bumi”. kutipan yang mewakili kuadrat kita sebagai manusia.

Manusia yang disebut homo sapien ( manusia cerdas/bijak), yang dipercaya untuk berkuasa atas seisi bumi. dan, dengan segala anugra yang diberikan sang-Pencipta kepada kita. membuat kita lupa dan tamak bahwa, di dalam kata “berkuasa” ada kata rawat dan jagalah bumi dan seisinya.

Membuat kita berpikir apa yang terjadi sekarang adalah atas dasar arogansi manusia yang ingin berkuasa atas bumi dan seisinya, atas dasar ketamakan manusia yang semakin hari semakin menjadi. membuat kita sadar bahwa ada yang lebih berkuasa atas bumi. dan menyadarkan kita apakah kita pantas mengeluh dengan ini semua, dengan semua yang kita lakukan.

Kita yang menebang pohon, mencemari air, merusak bumi hanya demi keuntungan yang sesaat dan yang hanya dirasakan oleh kaum borjuis. Sekali lagi masih pantas kita mengeluh?.

Bumi menyediakan segalanya bagi kita. Pepohonan, udara yang segar, air, semua sumber makan dan kita diberikan tempat tinggal. Kita pantas malu dengan ini. segala kebiakan yang diberi dibalas dengan keserakahan. Dan pada akhirnya, bumi kita menunjukan keberadaanya yang memberikan banyak pelajaran.

Pelajaran tentang memanusiakan manusia, merawat bumi dan segala isinya dan sekali lagi menyadarkan bahwa kita hanya sekumpulan debu di alam semesta. Yang kapanpun bisa binasa.

Kita sekumpulan debu di alam yang memiliki akal dan pikiran. Yang dipercaya sang-Pencipta untuk berkuasa atas bumi dan seisinya. Haruskah kita disadarkan dengan bencana?. Mungkin ini renungan untuk kita.

Kata terakhir untuk menutup dan mengakhiri.
 ”Manusia butuh bumi untuk tetap hidup. Akan tetapi, bumi tidak butuh manusia agar lestari hilangkan manusia dan bumi akan lestari ”
Terimakasih J*